Salam Santun


Selasa, 25 Desember 2012

Saya ini sedang Futur



saya ini sedang futur
terbukti dengan ogah-ogahan datang ke pengajian tiap pekan
dengan alasan klasik kuliahlah, lelahlah, kerjalah, sibuklah, inilah, itulah

saya ini sedang futur
jarang baca buku tentang Islam, lagi demen baca koran
dulu tilawah tidak pernah ketinggalan sekarang satu lembar udeh lumayan
tilawah sudah tidak berkesan, nonton layar emas ketagihan

saya ini sedang futur
mulai malas sholat malam, jarang bertafakkur
ba'da shubuh, kanan kiri salam, lantas kembali mendengkur
apalagi waktu libur, sampai menjelang dzuhur

saya ini sedang futur
lihat perut semakin buncit, karena junkfood dan pangsit
kalo infaq mulai sedikit dan mulai pelit
apalagi shaum sunnah, perut rasanya ogah

saya ini sedang futur
tak lagi pandai bersyukur
seneng disanjung dikritik murung

saya ini sedang futur
malas ngurusin da'wah, rajin bikin ortu marah
sedikit sekali muhasabah, sering kali meng ghibah

ya..saya memang sedang futur

mengapa saya futur......???
mengapa tidak ada satu ikhwah pun yang menegur dan menghibur??
kenapa batas-batas mulai mengendur??
kepura-puraan, basa basi dan kekakuan subur??
kenapa di antara kita sudah tidak jujur??

kenapa ukhuwah di antara kita sudah mulai luntur??
kenapa di antara kita hanya pandai bertutur??
Ya Allah..berikan hambaMu ini pelipur
agar saya tidak semakin futur
apalagi sampai tersungkur...
 

ente tau ane lagi futur
sedikit dzikir, banyakan tidur belajar ngawur, IP pun hancur
shohib- shohib kagak ada yang negur

ente tau ane lagi futur
hati beku, otak ngelantur mikirin orang se-dulur,
diri sendiri kagak pernah ngukur

ente taulah ane sekarang
seneng duduk di kursi goyang,
perut kenyang hati melayang
mulut sibuk ngomongin orang,
aib sendiri nggak kebayang

ente tau ane bengal
bangun malem sering ditinggal
otak bebal banyak mengkhayal,
udeh lupa yang namanya ajal

ente tau ane begini
udah sok tau, seneng dipuji ngomong sok suci kayak murrabi,
kagak ngaca diri sendiri

ente tau ane gegabah
petantang petenteng merasa gagah,
diri ngaku-ngaku ikhwah kalo mo muhasabah,
diri ini nggak beda sama sampah

ente tau ane sekarang udah kalah di medan perang
ane pengen pulang kandang,
ke tempat ane dulu datang


nb: buat semua saudaraku....kunjungilah saudaramu tengoklah dia barang sebentar....
mungkin keimanannya sedang berada diujung tanduk
mungkin keimanannaya sedang dipertaruhkan..
raihlah dia..rengkuhlah dia
ajaklah dia bersama melihat terbitnya fajar kebangkitan Islam
ajaklah dia bersama menuju cinta NYA menuju surgaNYa menuju ampunan NYA

janganlah sibuk dengan diri sendiri pedulilah dengan sekelilingmu
pedulilah dengan mereka yang mengharap datangnya secercah cahaya
jadilah orang yang bermanfaat untuk orang lain


sumber: laptop teman. hehe. ^^

Muqaddimah Mentoring




Dialah yang mengutus seorang rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (Al-Jumu’ah: 2)

“Saya ingin berterus terang kepada kalian bahwa da’wah yang kita emban ini belum banyak diketahui orang. Nanti di saat mereka telah mengetahui dan memahami tujuan dan sasarannya, niscaya akan terjadi pertentangan dan permusuhan diantara mereka. Di depan kalian akan terbentang berbagai kesulitan dan kalian akan menemukan banyak kendala. Saat itu berarti kalian telah meniti jalan aktivis da’wah yang sesungguhnya. Kini kalian masih belum di kenal. Kalian baru masuk fase persiapan untuk memasuki jalan dawah dan merealisasikan tuntutannya, berupa jihad dan perjuangan.” ( Hasan Al-Banna)

Dalam setiap organisasi, proses penjagaan terhadap setiap kader merupakan salah satu elemen terpenting dalam menentukan kebertahanan sebuah organisasi. Penjagaan dan pembinaan terhadap seorang kader diharapkan dapat meningkatkan kualitas seorang kader menjadi lebih baik dan lebih siap dalam memahami seluk beluk organisasi tersebut.

Mahasiswa adalah kaum intelektual yang diharapkan dapat memberikan sebesar-besar manfaat di tengah kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Terlebih lagi mahasiswa AKA, yang konon merupakan salah satu kampus D3 terbaik di negeri ini. Tentu tidak sedikit orang yang menggantungkan nasib bangsa ini kepada generasi yang kelak akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa ini. Mahasiswa setidaknya memiliki empat fungsi, yakni da’i, cadangan keras masa depan, agen perubahan, dan pengarah perubahan. Dengan fungsi tersebut, mahasiswa dituntut untuk peduli terhadap kelangsungan nasib bangsa ini, memiliki  sensitivitas terhadap lingkungan sosial, mampu memperbaiki, dan akhirnya dapat melindungi masyarakat.

Oleh karena itu, sebagai tumpuan harapan bangsa, mahasiswa harus memiliki pandangan yang jelas tentang siapa dirinya, akan kemana dia menuju, dan apa yang seharusnya dia lakukan. Lintasan pertanyaan-pertanyaan tentang akan kemana kita, apa tujuan kita hidup, dan lain-lainnya adalah sebuah pintu awal kesadaran seseorang.  Kesadaran yang harus ditindaklanjuti dengan jawaban yang benar, memberi kepuasan, menenangkan hati, serta menenteramkan jiwa. 



Mentoring bukanlah segalanya, tapi segalanya berawal dari Mentoring..

Empat belas abad yang lalu, sebuah lingkaran pertama telah terbentuk oleh Maestro Dakwah dunia pertama dan terbaik. Dalam rumah salah seorang sahabat yang sederhana mereka berbincang. Mereka berbicara mengenai umat, mengenai realitas yang terjadi, mengenai harapan dan keinginan yang ingin mereka wujudkan. Dan dari lingkaran tersebut bermunculanlah orang-orang luar biasa yang menjadi penegak agama Allah di muka bumi ini.

Kelompok yang dibentuk Rasulullah inilah yang kita kenal dengan nama Mentoring. Mentoring merupakan proses pembinaan ideal yang terbukti efektif dalam menjaga dan membimbing setiap orang, sehingga orang tersebut menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Proses pembinaan seperti inilah yang dilakukan oleh Rasulullah, Abu Bakar, dan para sahabat lainnya sehingga sampai saat ini kita masih merasakan nikmatnya proses pembinaan ini.

Dalam mentoring, kita tidak hanya belajar mengenai ilmu-ilmu agama saja. Tetapi juga ilmu-ilmu lain yang memang pada dasarnya dilandasi dengan nilai-nilai Islam didalamnya. Bahkan bagi para wirausahawan yang menjalankan bisnisnya, keberadaan seorang mentor dan proses mentoring ini sangat diperlukan bagi kesuksesan usaha yang dilakukannya.

Mentoring Rasulullah yang bermula dari lingkaran-lingkaran kecil itu mampu menciptakan peradaban baru di seantero jagad raya ini. Jadi bila kejayaan Islam ingin kembali bangkit, adalah sebuah keniscayaan untuk kembali pada metode, tatanan, serta orientasi mentoring Rasulullah.

 Umar bin Khattab pernah berkata, “Andaikan iman seluruh manusia selain para nabi dikumpulkan di suatu tempat, ditimbang dengan imannya Abu Bakar, tentulah imannya Abu Bakar lebih berat.

Apa yang dikatakan Umar ini adalah pernyataan objektif yang dibenarkan oleh para sahabat lainnya. Hal ini dikarenakan proses kaderisasi yang dilakukan Abu Bakar sangat efektif dan mengikuti proses pembinaan yang dilakukan Rasulullah pada dirinya. Sehingga wajarlah bila saat ini, masih banyak organisasi yang melakukan proses pembinaan dengan membentuk kelompok-kelompok kecil ini.

Pada akhirnya mentoring ini dapat dilangsungkan dengan efektif apabila orang-orang yang terlibat didalamnya komitmen. Tanpa komitmen, maka suatu aktifitas atau pergerakan hanya akan berjalan efektif di awalnya saja. Bahwa tadhiyah (pengorbanan) itu berada di peringkat ke empat setelah paham, ikhlas dan amal. Maka sebuah tujuan tidak akan bisa dicapai tanpa tadhiyah dari para pelakunya.

Kami sadar bahwa apa yang kami lakukan hanyalah satu langkah kecil dari proses panjang da’wah ini, masih sangat jauh perjalanan yang harus kita tempuh untuk dapat menuai hasil yang kita cita-citakan bersama, bahkan boleh jadi kita tidak dapat menyaksikan buah karya yang dihasilkan oleh ayunan langkah kecil kita, namun yakinlah apa yang telah kita perbuat sedikitpun tidak sia-sia dihadapan Allah SWT.

Di akhir muqoddimah ini, ijinkan ana mengutip kata-kata dari sang murabbi, syaikhut tarbiyah Rahmat Abdullah.

Memang seperti itulah dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu..
Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yg kau cintai..

Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yg menempel di tubuh rentamu. Tubuh yg luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari..

Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan.

Tidak… Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih “tragis”.

Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani… justru karena rasa sakit itu selalu mengintai ke mana pun mereka pergi… akhirnya menjadi adaptasi. Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah. Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu terus berkobar dalam dada.

Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka. Hingga “hasrat untuk mengeluh” tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik.


Sekian yang bisa ana sampaikan.. Ganbatte ne..
Wallahu'alam bisshawab..

Sabtu, 15 Desember 2012

Murobbi dan Halaqohku..


Anas bin Malik sahabat Rasulullah SAW menyampaikan bahwa Rasulullah pernah bersabda: “ Jika kalian melewati taman surga maka bersenang-senanglah di dalamnya, sahabat balik bertanya, wahai Rasulullah SAW apakah yang anda maksud dengan taman surga itu ? Beliau menjawab : halaqoh atau majlis zikir”.  Makna hadits tersebut adalah
Rasulullah SAW memotivasi umatnya agar peduli dengan lembaga-lembaga formal atau non formal yang membahas dan memperdalami  ilmu-ilmu Islam dengan seluruh dimensi aspeknya agar umat manusia dapat tunduk dan patuh kepada Allah SWT. ‘Atho bin Rabbah menafsirkan majlis zikir yang disebutkan dalam hadits diatas tidak sebatas majlis tahlil atau istighotsah saja namun mencakup semua majlis yang mengingatkan kita kepada Allah SWT, majlis yang menjelaaskan dan mengajarkan syari’at Islam, membahas tentang akidah, fiqih dan budi pekerti yang mulia.

Misi keberadaan kita di dunia ini tiada lain kecuali menjadi rahmat bagi semesta alam. Rahmat dalam pengertian menebarkan kasih sayang dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat. Misi tersebut tak bisa tidak mengharuskan kita hidup dalam jalan dakwah. Mengapa? Sebab hanya dakwah yang membuat seorang muslim konsisten mengajak orang lain ke arah kebaikan dan kasih sayang. Sedang jalan selain dakwah adalah jalan yang penuh ketidakpastian dan keraguan untuk merealisasikan misi keberadaan manusia muslim tersebut. Jalan yang seringkali menggelincirkan seseorang kepada sikap egois dan hanya mementingkan diri sendiri.


Murabbi sebagai pemimpin dan pengendali halaqah memegang peranan yang paling penting. Sosoknya haruslah mampu diterima semua anggota kelompok. Tidak ada penolakan terhadap dirinya. Imam Hasan Al Banna mengibaratkan figur ini sebagai syaikh dalam hal kepakaran ilmu, orang tua dalam hal kasih sayang, guru dalam hal pengajaran, kakak dalam hal teladan dan pemimpin untuk urusan ketaatan.

Perhatikanlah kehidupan Murabbi hadzihil ummah, Rasulullah saw. Telusuri keteladanan figur murabbi pada diri sahaabatnya, para tabi’in, dan ulama salaafussalih. Aina nahnu minhum? Kita sungguh tidak ada apa-apanya dibanding mereka. Bahkan rasanya mustahil bisa sama dengan mereka. Itulah satu perasaan yang akan terlintas di benak kita ketika mengetahui keteladaanaan mereka sebagai murabbi. Tetapi kita dinasihati oleh satu pepatah: tasyabbahu in lam takuunuu mislahum, Innattasyabbuha bil kiraami falaahun, teladanilah meski tidak sama persis dengan mereka, sesungguhnya meneladanani orang-orang mulia adalah satu keberuntungan.

Teringat di saat hujan tersenyum menghampiri. Malam hari, menghiraukan dingin yang menembus kulit. Kita hamparkan karpet yang seyogianya terletak hangat di tengah ruang tamu, yang juga ruang makan dan ruang ‘keluarga’ kita, di atas kepala seraya berjalan perlahan. Hanya demi satu hal. Sederhana, namun sarat makna. Untuk menyambut seruan adzan di masjid sebelah. Ya.
Menyisakan satu rasa sesak ketika rutinitas itu terlewatkan. Sungguh, di hari ini aku selalu mengingat momen itu ketika ada rasa futur ada rasa malas, ada rasa ingin meninggalkan rutinitas itu pada suatu waktu. Satu hal yang selalu memberi semangat ketika penat.

Secangkir kehangatan di malam hari selalu kita lewati dengan diskusi. Apapun itu. Dan dari sana aku banyak mendapat penghangat jiwa. Satu hal yang sangat aku rindukan. Penghangat ketika iman ini sudah mulai membeku. Tetes demi tetesnya menghilangkan penat yang mengotori gelas hati.

Teringat juga ketika diskusi yang selalu menjadi topik lucu namun penuh makna bagi kita. Bukan banyolan, apalagi sekedar dustaan untuk mengundang tawa. Suatu hal yang selalu membawa senyum tersendiri bagi kita. Saling sindir satu sama lain. Tidak untuk memanasi. Memotivasi? Aku sendiri sangat ingat ketika salah seorang dari kita banyak menceritakan hal-hal terkait diskusi kita ini. Tentang cinta dan separuh agama kita. Aku hanya bisa tersenyum mengingatnya hari ini. Hehe…


Maka kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukilah jalan-jalannya. Terangilah dengan cahayaMu yang tiada pernah padam. Lapangkanlah dada kami dengan karunia iman dan indahnya tawakal padaMu. Hidupkan dengan ma’rifatMu. Matikan dalam syahid di jalanMu. Engkaulah pelindung dan pembela.

Ya Rabbi, bimbinglah kami.
Dan semoga shalawat dan salam senantiasa bersama kekasihMu, Rasulullah saw…



Sumber:
 

Jumat, 30 November 2012

Arti Kehadiranmu..

Bermacam kisah kudengar, tentang kehadiran dalam kajian pekanan. Kurekam baik-baik dalam ingatan. Dan inilah kisah-kisah itu.

Ada seorang bapak, penjual bubur ayam di daerah trans. Untuk bisa datang ke kajian pekanan, dia harus meliburkan diri 3 hari dari menjual buburnya karena jarak tempat mengaji yang cukup jauh dari rumahnya, di kota. Karena kondisi ekonominya yang pas-pasan, dia sering kesulitan ongkos. Hingga ia memilih naik sepeda tuanya, seharian. Ya, seharian! Menuju tempat kajian. Nasib mujur kalau ada truk besar yang mau ditumpangi. Maka ia dan sepedanya bisa menumpang barang sebentar, mempersingkat jarak dan menghemat tenaga. Tetapi itu jarang sekali.

Hari kedua, ia gunakan untuk mengaji di kota. Sekaligus menghadiri berbagai kajian lain yang memungkinkan, mumpung ke kota.

Lalu hari ketiganya, ia kayuh lagi sepeda tuanya seharian, pulang ke rumah. Dan itu terjadi sepekan sekali. Dia rela hanya bekerja 4 hari dalam seminggu, demi kajian pekanan yang tak ingin ia cederai.

 -----&&&---

Ada juga seorang ibu rumah tangga, tinggal di ibukota, yang untuk datang ke kajian pekanan, karena tak ada ongkos dan suaminya lama belum pulang dari ikhtiar mencari nafkah, dia terpaksa menjual beberapa peralatan dapurnya ke tukang rombeng. Tak ada yang mengetahui hal ini, kalau saja tak secara kebetulan ada teman satu kajian yang sedang berkunjung ke rumahnya, dan melihat transaksi jual beli itu. Yang lalu dia ceritakan pada guru ngajinya, dan disambut rasa trenyuh oleh sang guru.

-----&&&---

Lalu ada lagi, seorang ibu rumah tangga, sebut saja Arni, masih di ibu kota, saat harus hadir dalam kajian pekanan, dengan malu-malu dia sms pada guru ngajinya, 
“Bu, maaf... boleh tidak nanti siang saya ijin tidak datang? Saya tak punya ongkos untuk pulang balik ngaji ke tempat ibu. Suami juga belum pulang jadi saya gak bisa minta ongkos”
Trenyuh gurunya membaca sms itu. Menitik perlahan air matanya, diketiknya balasan via sms, “Bu, ibu masih punya ongkos untuk sekali jalan ke sini? Kalau ada, silahkam datang, Semoga Allah mudahkan”.
Tak ada lagi balasan dari bu Arni.

Beranjak guru itu menyiapkan sedikit bingkisan untuk anak-anak bu Arni, juga menyelipkan selembar uang biru bergambar I Gusti Ngurah Rai ke dalam amplop, sekedar pengganti ongkos untuk binaannya. Sambil tetap berharap, bu Arni akan datang.

Lalu, saat siang tiba, dengan berdebar, guru itu menunggu kedatangan bu Arni. Apakah ia akan datang?
Subhanallah.. ternyata bu Arni datang, tampak kerepotan membawa serta 3 anaknya yang masih kecil-kecil. Si guru mengelus dada, berlega hati, dan sembunyi-sembunyi menitikkan air mata. 
Saat kajian usai, dia serahkan bingkisan dan amplop itu pada bu Rani, yang disambut dengan wajah terperangah campur malu “Haduuh, gak usah ibu, Kok jadi repot begini”
“Ini rizqun minal-Lah, tidak baik kalau ditolak bu. Kalau ibu tidak berkenan, mungkin anak2 tetap membutuhkan”, kata si guru.
Dan berangsur, Bu Rani menerima bingkisan dan amplop itu, sambil memeluk gurunya, hangat..

-----&&&---
 
Di sudut ibu kota yang lain, seorang ummi bingung, dari 10 binaannya, kenapa yang datang sekarang hanya 2-3 orang saja. Dia tanyakan pada yang hadir, mungkin ada yang tahu kabar temannya. Salah seorang lalu berkata, ”Iya nih Mi, si A sms saya, minta dipamitin ke ummi, katanya hari ini dia lagi tangggung, lagi perawatan cream bath di salon”
Masya Allah! Gara-gara cream bath lalu jadwal mengaji pun digugurkan? Si Ummi yang suaminya bekerja di luar pulau dan hanya pulang menengok anak istri sebulan sekali tersenyum kecut, berkata dalam hati, “Halah, lha saya kalau si Abi mau pulang gak gitu-gitu amat persiapannya. Ini yang masih gadis kok malah rajin amat ya perawatan? Sampe bolos ngaji?”

-----&&&---

Saat yang lain, seorang ibu muda memberitahukan lewat sms pada guru ngajinya,
“Bu, afwan gak bisa datang yaa. Saya mau kontrol bulanan untuk kandungan saya”

Hmm, dalam seminggu ada 7 hari. Apakah kontrol bulanan harus pada saat kajian pekanan? Apakah demikian sibuknya 6 hari yang lain hingga tak bisa mengagendakan untuk kontrol bulanan, sore atau malam harinya?

Lalu, pekan depannya lagi, ”Bu, maaf ijin tidak datang lagi. Saya mual benar hari ini”

Duhai, bukankah untuk mencetak kader mujahid sejati, justru mestinya sejak sang buah hati berada dalam kandungan? Bahkan jauh sejak sebelum itu, saat aqad nikah diucapkan? Jika seorang ibu yang hamil lalu tidak datang karena kajian dengan alasan mual, lalu bagimana jika mendapatkan cobaan yang lebih dari itu? Bagaimana kalau semua binaan semuanya sedang hamil, dan bersikap sama? Kosong melompong pada jam taklim?

Ayolah sayang, kita lawan rasa mual itu, jika kau ingin janin dalam perutmu menjadi mujahid tangguh. Lupakah kau, waktu aku ceritakan tentang kisah seorang ummahat yang sudah menunggu hari melahirkan, tetapi tetap bertekad baja datang ke kajian? Hingga akhirnya benar-benar mulas perut siap untuk melahirkan, saat sedang kajian?
Teringat si guru akan ucapan Sang Murabbi, Ust Rahmat Abdullah alm, saat sering mengikuti kajian di IQRO Islamic Center, ”Kalau kaki belum benar-benar gempor, tak ada alasan untuk tidak datang ke kajian”
”Ya ustad, sungguh aku rindu tausiyahmu...” desahnya dalam hati.

-----&&&---

Saat yang lain, seorang ummi bingung, karena salah satu binaannya lama tak terdengar kabar berita. Sudah dua kali kajian. Datang tidak, memberi kabar pun tidak. La salam wa la kalam. Akhirnya, si guru menelponnya. Ah, ternyata dia malu untuk minta ijin, karena 2 pekan sebelumnya dia sulit menolak ajakan teman-teman SMA-nya untuk reunian. Sementara sepekan yang lalu, sebenarnya sudah siap mau berangkat, tetapi tiba- ada ada tamu saudara jauh yang datang.
Tinggal si ummi garuk-garuk kepala. Sangat berharap pekan depan tidak ada lagi alasan bagi si gadis untuk tidak datang.

-----&&&---

Di suatu kota, ada seorang ibu yang lapor via sms pada guru ngajinya, sesaaat setelah jadwal kajian usai dan dia tak nampak hadir,”Bu, maaf ya tadi gak bisa hadir. Anak-anak mendadak ngajak berenang”
“Ya Rabb, semoga besok-besok lagi anak-anak itu tidak mengajak ibunya berenang pada saat jam kajian” kata si guru, dalam hati.

-----&&&---

Lalu, di pinggiran ibukota, seorang ibu muda yang juga pekerja, bingung saat esok hari dia tak bisa hadir kajian pekanan karena sedang bertugas di luar kota.

“Bu, maaf besok tidak bisa hadir. Saya ada tugas ke luar kota. Mmm, iqob untuk saya apa bu? Gak enak hati nih jadinya”

”Wah tugas keluar kota lagi ya? Seperti kesepakatan, selain infaq 10% sisa uang SPPD, sekarang tambah dengan hafalan Surat Al-Mumtahanah dan buat makalah 4 lembar tentang peran akhwat dalam dakwah ya” balas gurunya via sms.

”Gleg, banyak juga nih PR-nya. Ya sudahlah, Siapa suruh gak datang kajian pekanan. Bismillah, semoga pekan depannya bisa, sambil menyetor iqob hafalan dan makalah,” begitu tekadnya dalam hati.


Lalu, aku pun tertunduk malu
Dimana aku berdiri, kini?
Dimana pula kau berdiri, kini? 

Mukti Amini
 
Sumber: http://www.islamedia.web.id/2011/04/kajian-pekanan-hadirnya-hadirmu-hadirku.html
 
 

Jumat, 23 November 2012

Rotary Club; Cabang Freemansory berkedok Organisasi sosial

Mungkin akan sangat sulit diterima jika ternyata di negara yang kita cintai ini ada beberapa pergerakan yang memang bertujuan untuk memperkuat pendanaan bagi para Zionis Laknatullah. Pada wacana ini akan kucoba untuk menjelaskan satu dari sekian pergerakan yang ternyata memang ada di negeri kita ini.

ROTARY CLUB

Rotary Club merupakan salah satu organisasi yang bergerak di bidang sosial, tetapi organisasi ini setelah diselidiki ternyata turut mengambil peran dalam mengembangkan pendanaan bagi para Zionis Laknatullah. Rotary Club juga di back up oleh Yahudi dalam menjalankan misi Freemansory nya.

Anggota Rotary Club dipanggil Rotarian dan adalah para pemimpin bisnis dan profesional yang memberikan jasa kemanusiaan, mendorong adanya standar etika yang tinggi dalam setiap kegiatan sukarela, dan membantu membangun kebersamaan dan kedamaian di dunia. Motto mereka adalah "Service above Self" (Mementingkan Kegiatan Saling Membantu daripada Kepentingan Diri Sendiri).

Menurut sebagian penganjur teori tentang konspirasi Yahudi, perkumpulan tersebut mempunyai tujuan rahasia dan merupakan bagian dari persekongkolan Yahudi.Di Indonesia sebagian besar anggota perkumpulan tersebut, agaknya, terdiri dari orang Cina namun banyak diantara kaum muslimin masuk dalam keanggotaan gerakan ini karena ketidakpahaman mereka.Operasi operasi utama mereka berkedok jasa kemanusiaan.

Rotary Club pertama didirikan pada 1995 di Chicago oleh Paul Harris. National Association of Rotary Clubs (Asosiasi Rotary Club Nasional) dibentuk pada 1910. Namanya kemudian diganti menjadi Rotary International pada 1922 karena telah terbentuknya cabang-cabang di luar negeri. Kini ia telah menyebar ke 168 negara dan mempunyai lebih dari 1,2 juta anggota di sekitar 32.000 klub. Nama Rotary dipilih karena rapat klub aslinya dirotasikan di antara klub-klub yang menjadi anggota organisasi ini. Anggota dari sebuah klub bertemu setiap pekan untuk sarapan, makan siang ataupun makan malam, yang selain menjadi saat mereka dapat menyusun tugas mereka untuk mencapai tujuan suatu kegiatan, juga merupakan sebuah even sosial.

Rotary Club mencekoki anggotanya agar mengikuti agama yang diakui atas dasar persamaan sesuai urutan abjad, seperti Budha, Islam, Yahudi, Masehi, dan seterusnya. Menurut mereka, amal kebaikan harus dilaksanakan karena menunggu balasan materi atau nonmateri. Ini jelas bertentangan dengan konsep agama yang menjelaskan bahwa pekerjaan yang dilakukan harus secara ikhlas hanya untuk mencari ridha Allah.Mereka mengadakan pertemuan mingguan. Setiap anggota harus hadir 60% dalam setahun. Keanggotaan tidak terbuka untuk semua orang. Orang yang berminat menjadi anggota harus menunggu undangan club untuk bergabung dengannya sesuai dengan prinsip selektivitas. Klasifikasi keanggotaan didasarkan pada pekerjaan pokok yang mencakup 77 macam jenis pekerjaan. Para pekerja (buruh) tidak dibenarkan menjadi anggota. Club hanya memilih orang yang memiliki status sosial tinggi. Tingkat usia anggota sangat diperhatikan. Mereka bekerja menghidupkan organisasi dengan cara merekrut kaum laki-laki berusia produktif.

 Dalam sebuah perkumpulan yang disebut Nan’s di Perancis disebutkan, “Jika orang-orang Freemasonry membentuk organisasi yang bekerja sama dengan golongan lain, urusan organisasi tidak boleh berada di tangan orang lain. Personil organisasinya harus dipegang orang-orang Freemasonry dan harus berjalan sesuai dengan prinsip Freemasonry. Ketika Freemasonry mengalami penyusutan, justru Rotary mendapat dukungan sangat besar dan aktivitasnya semakin kuat. Hal ini karena orang-orang Freemasonry mengalihkan segala aktifitasnya kepada club Rotary sampai tekanan-tekanan terhadap mereka hilang dan kondisinya kembali seperti semula.

"Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah."
(QS 4: 76)

Mereka yang menyembunyikan kedoknya, suatu saat nanti pasti akan terungkap. tinggal bagaimana kita dengan dakwah ini berusaha terus untuk menyadarkan masyarakat tentang pergerakan-pergerakan kebatilan yang berkedok sosial ini. bahkan Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah berkata:

Kebaikan yang tidak terorganisir akan dapat dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir..
 Ayo Bangkit, karena kejayaan Islam tidak akan pernah diraih oleh pundak-pundak yang lemah, yang hanya mementingkan kesholehan pribadi. Islam akan tegak diatas pundak-pundak yang memiliki azzam yang kuat..

Harapan itu masih ada, dan tetap Ar Ruhul Jadid..

Wallahu 'alam bisshawab..

Kamis, 08 November 2012

Aku tanpa-Mu, butiran debu.

Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuat lubang yang tidak tembus yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu didalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan , yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampi-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya diatas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki., dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS An-Nur: 35)
 Dalam ayat diatas dijelaskan bahwasannya Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Subhanallah, tidakkah kita sadar bahwasannya nikmat iman yang kita dapatkan hingga saat ini merupakan salah satu karunia-Nya yang tidak ternilai harganya. Pernah tidak temen-temen membayangkan bahwasannya jika kita tidak termasuk orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah, maka mungkin sampai saat ini kita masih berkubang dalam maksiat.

Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

"Shibgah Allah". Siapa yang sibgah-nya lebih baik daripada Allah? Dan kepada-Nya kami menyembah. (QS Al-Baqarah: 138)

Maka, kenapa sampai saat ini kita masih juga mengeluh tentang berbagai hal yang memang bersifat keduniawian. Jarang sekali kita bersyukur atas nikmat yang terlampau banyak kita dapatkan saat ini. Mari belajar untuk bersyukur, dan belajar saling mengingatkan. Karena bahwasannya Syurga terlalu luas untuk kita tempati sendirian. Dan sungguh, tanpa-Mu ya Allah diri ini tidak ada apa-apanya. Bagaikan butiran debu.. seperti salah satu bait lagu yang sering diperdengarkan oleh radio..

Aku tanpa-Mu, butiran debu..

S.E.M.A.N.G.A.T. M.E.M.B.I.N.A. :D